Jumat, 13 Maret 2015

Getir


Ku seharusnya tahu apa itu film basic insting..
aku melonjak saat psikoanalisa mengganggu pada banyak pribadi
aku selalu terkacaukan oleh orang lain, membuatku menangis, dan ternyata rasanya sulit memerankan diri menjadi manusia rasanya aku ingin jadi malaikat saja, agar tidak usah mikir

kuhilangkan kepenatan sejenak berkumpul dengan bini karena peran juga turut menentukan apa yang biasa dilakukan, bawaan orok mungkin..

Waktu kuproyeksikan dengan menyibukan pada hal yang tak terlalu berguna
aku desak untukberpikir positif dengan peranku
dan tak pelak kukeluarkan trik agar manusia lain penasaran terhadapku, meski rada narsis tentunya
kujemput lagi pemahaman diriku and say `i need talk to u, call my phone!`meski dengan pura-pura tidak membutuhkan kutedengi lagi dengan kegiatan yang tak patut kuhiraukan untuk memahami apa yang sebenarnya kurasakan kuakui kalo aku amatiran, bahkan sampai karya yang kupublikasikan
aku sedikit mengganggunya dengan menggelitik nalurinya.

Kutegaskan dengan sungguh bahwa aku butuh dia sebagai manusia bukan itu (materi dari kegiatanya) sedikit kugelitik lagi dia dengan secercah guyonan, karena kutahu dia juga simpatik dengan keadaan diriku kegelitik lagi dia i say `udah kelar merenungnya telpon aku dong!`
kugugah dia untuk menulis, karena aku benar-benar butuh dia, dan kucoba menulis meski dengan kelelahan otak, karena aku dipaksa dengan tulisan yang realistis dan produktif.. sungguh itu mengganggu RASA dan kutawarkan obat saat kutahu dia dah kleppar-klepper karenaku
lagi-lagi kubuat bom tuk mengusik agar tulisanya lebih realistis, tambah sakitlah aku...
emang kusadari aku sekali waktu aku ramah, waktu yang lain kulabrak dia dengan penilaian kalo dia bertelel dia balik ngebom dengan mencercah soal yang tak kumengerti, karena aku suka dengan kepribadianya kucambuk dia karena yang kubutuhkan dibalasnya dengan air tuba
kutampakan diriku kalo aku sang filosof, sang Pemikir, Si Lincah, tepatnya orang yang suka ngebom orang lain dengan sekehendak nalurinya

Kutampakan simpatiku dengan menanyakan keadaanya, kubilang `BOSAN` penyakit yang sering dikumandangkan saat-saat tertentu, dan kebanyakan manusia tidak menyadari akan datang dan perginya perasaan itu. bahkan beragam penelitian keilmuan
biarkan waktu teruslah berlalu..
mencintaimu penuh dengan rasa sabar
cintaku begitu besar padamu
namun kau tak pernah bisa merasaknya!!!



bosan biasanya terjadi saat individu tidak mendapatkan respon yang humanistik dari orang lain, sikap, perkataan, atau bahkan karena lirikan mata. Stimulus-Respon (SR) sangat bergantung tentang keadaan individu masing-masing, tersenyum akan menjadi bencana bagi individu lain yang sedang dirudung musibah, dan kadang gertakan menjadi pujian bagi individu yang sangat mengidolakan si penggertak. begiatulah ada kemudian asumsi bahwa `pecinta` tidak dapat lagi melihat kebajikan berkostum putih, dan tidak menyadari baju hitam sebagai simbol keterpurukan.
paham keilmuan kini mulai menyadari bahwa kehidupan Manusia tidak mementingkan ilmu yang meluas tanpa memperhatikan kehidupan (budaya dan sosial) lokal kemasyarakatan. menteri Dinas Pendidikan bergegas dan serius untuk membawa kehidupan pelajar lebih mengenal lingkungaan sekitarnya --tentunya masih proses yang banyak kendala--, terbukti dengan membumingnya bantuan-bantuan untuk proses `lokal`isme tersebut.
Bukan hanya kaum intelek yang menyadari bahwa kehidupan lokal akan lebih memberi manfaat yang praktis dari pada terus berkutat pada globalisasi pemasaran. dapat dilihat dari iklan juga mulai sumringah dengan dialektika sosial yang lebih memasyarakat, meski cenderung tidak akrab dan lebih menimbulkan bahaya life style individu.

0 komentar:

Posting Komentar